Wedang Ronde di Jogja ini Jadi Langganan Mantan Presiden Soeharto
Terdapat satu warung yang menjajakan wedang ronde di Jalan Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta yang memiliki cerita unik. Wedang roden milik mbah Payem tersebut konon katanya menjadi jajanan favorit mantan Presiden Indonesia Soeharto.
Menurut Tribunjogja.com warung milik seorang nenek berusa 85 tahun tersebut dulu saat Soeharto masih menjabat sebagai Presiden, sering datang seorang yang mengaku sebagai ajudan memesan wedang ronde untuk acara jamuan di istana negara.
Tak hanya itu, ternyata Mbah Payem sudah sering datang ke istana untuk menyuguhkan wedang rondenya. Beliau mengaku juga mengenal beberapa kerabat Pak Harto.
Mbah Payem bercerita, ia mengaku jualan wedang Ronde sejak tahun 1965. Artinya sudah hampir 50 tahun lebih Mbah Payem menggantungkan hidup dari jualan wedang ronde yang ia jajakan setiap hari dipinggir jalan.
Hingga kini Mbah Payem masih berjualan wedang ronde dengan gerobak sederhana. Beliau berjualan sendiri meskipun telah renta. Namun semangat Mbah Payem patut diacungi jempol. Mbah Payem setiap hari jualan wedang ronde di jalan Kauman, Ngupasan, Gondomanan, tepatnya sekira 50 meter sebelum perempatan Kauman-Ngasem.
Satu porsi mangkuk kecil wedang ronde buatan Mbah Payem dijual sangat ekonomis, hanya Rp5 ribu.
Senyumnya ramah, pendengaran Mbah Payem pun masih cukup kuat walaupun usianya sudah tak bisa dikatakan muda lagi.
Kangen wedang ronde khas Jogja? kamu bisa menemukan penjual wedang ronde lainnya di Aplikasi Titipku. Selain itu kamu juga bisa bernostalgia jajanan khas kota kesayanganmu di Titipku.
Jajanan kekinian mungkin memang menggoda. Tapi untuk sekedar mencicipi kembali jajanan tradisional boleh dicoba. Setelah kenyang jajan, jangan lupa #PakaiProdukLokal juga ya gengs!
Menurut Tribunjogja.com warung milik seorang nenek berusa 85 tahun tersebut dulu saat Soeharto masih menjabat sebagai Presiden, sering datang seorang yang mengaku sebagai ajudan memesan wedang ronde untuk acara jamuan di istana negara.
Tak hanya itu, ternyata Mbah Payem sudah sering datang ke istana untuk menyuguhkan wedang rondenya. Beliau mengaku juga mengenal beberapa kerabat Pak Harto.
Mbah Payem bercerita, ia mengaku jualan wedang Ronde sejak tahun 1965. Artinya sudah hampir 50 tahun lebih Mbah Payem menggantungkan hidup dari jualan wedang ronde yang ia jajakan setiap hari dipinggir jalan.
Hingga kini Mbah Payem masih berjualan wedang ronde dengan gerobak sederhana. Beliau berjualan sendiri meskipun telah renta. Namun semangat Mbah Payem patut diacungi jempol. Mbah Payem setiap hari jualan wedang ronde di jalan Kauman, Ngupasan, Gondomanan, tepatnya sekira 50 meter sebelum perempatan Kauman-Ngasem.
Satu porsi mangkuk kecil wedang ronde buatan Mbah Payem dijual sangat ekonomis, hanya Rp5 ribu.
Senyumnya ramah, pendengaran Mbah Payem pun masih cukup kuat walaupun usianya sudah tak bisa dikatakan muda lagi.
Apa itu Wedang Ronde?
Ronde sebenarnya adalah makanan tradisional dari China yang bernama tangyuan. Tangyuan dibuat dari tepung ketan, dicampur sedikit air, diberi isian, dibentuk bola, dan direbus.
Pada isian sendiri, dari beberapa ronde yang saya coba ada yang menggunakan kacang, ada yang menggunakan gula merah saja, dan di beberapa kesempatan ada yang tidak memberikan isian.
Di China, minuman ini disantap ketika ada festival Lampion/festival Yuanxiao. Ronde di China biasanya disantap bersama dengan keluarga, ada yang bilang bahwa bentuk Ronde yang bulat melambangkan kebersamaan keluarga.
Kangen wedang ronde khas Jogja? kamu bisa menemukan penjual wedang ronde lainnya di Aplikasi Titipku. Selain itu kamu juga bisa bernostalgia jajanan khas kota kesayanganmu di Titipku.
Jajanan kekinian mungkin memang menggoda. Tapi untuk sekedar mencicipi kembali jajanan tradisional boleh dicoba. Setelah kenyang jajan, jangan lupa #PakaiProdukLokal juga ya gengs!
Comments
Post a Comment