Benarkah Steak Medium Rare Lebih Sehat?
Steak merupakan makanan yang terbuat dari daging sapi yang cukup populer di Indonesia. Makanan ini merupakan makanan khas Amerika yang sudah menjamur di berbagai belahan dunia.
Steak sendiri ternyata memiliki banyak sekali varian dalam memasaknya. Diantara jenis varian tersebut, ada dua yang selalu menjadi perdebatan.
Medium rare menjadi salah satu tingkat kematangan yang populer karena digadang sebagai tingkat kematangan terbaik untuk sajian steak.
Sedangkan well done menjadi cukup populer karena sebagian orang lebih menikmati sajian daging yang memiliki kematangan sempurna.
Dari dua tingkat kematangan steak tersebut, terdapat perdebatan mana yang paling sehat untuk dimakan. Sebagian berpendapat bahwa steak medium rare lebih sehat jika dibandingkan steak well done.
Dilansir melalui Republika.co.id dilihat berdasarkan kandungan gizi, Ahli Gizi Leslie Beck mengatakan tak ada perbedaan berarti antara steak yang dimasak dengan tingkat kematangan medium rare maupun well done.
Akan tetapi, daging yang dimasak hingga well done memiliki lebih banyak potensi karsinogen bernama heterocyclic amines (HCAs) dibandingkan daging yang dimasak dalam periode waktu lebih singkat.
HCAs bisa terbektuk pada daging yang dimasak dengan cara dibakar, dipanggang, digoreng atau dimasak barbecue. HCAs terbentuk ketika asam amino dan kreatin bereaksi terhadap suhu yang tinggi.
Pada hewan, HCAs dapat memicu terjadinya tumor usus. Sedangkan pada manusia, asupan HCAs tertentu yang tinggi kerap dikaitkan dengan risiko polip usus yang lebih tinggi.
Studi yang berskala cukup besar juga menunjukkan adanya keterkaitan antara daging well done dengan lebih tingginya risiko beberapa jenis kanker.
Ahli kanker menyarankan agar daging merah hanya dikonsumsi kurang dari 18 ons per minggu.
Karena itu, Beck menyarankan para pecinta steak untuk mengonsumsi steak dalam porsi kecil saja. Steak juga sebaiknya dimasak dan disajikan dalam potongan-potongan tipis dibandingkan dalam potongan utuh.
Tak hanya itu, Beck juga menyarankan agar pecinta steak memilih potongan daging steak yang lebih rendah lemak.
Itu dia jawaban dari steak mana yang lebih sehat. Nah ternyata olahan steak ini juga banyak dijajakan oleh pelaku UMKM di Indonesia lho. Tentu saja rasa steak produksi UMKM ini tak kalah dibanding resto pendatang dari luar.
Dimana aja sih UMKM yang menjajakan makanan daging sapi yang super lezat ini? Kamu bisa menjelajahinya melalui aplikasi Titipku. Tanpa perlu keluar rumah pun, kamu bisa menjelajah dan membeli produk-produk UMKM Indonesia.
Era digital ini emang gampang banget untuk mencari dan juga mendapatkan informasi. Yuk buruan cek apilkasi Titipku di Google Playstore atau kamu bisa cek di sini!
Steak sendiri ternyata memiliki banyak sekali varian dalam memasaknya. Diantara jenis varian tersebut, ada dua yang selalu menjadi perdebatan.
Steak Medium Rare dan Steak Well Done
Medium rare menjadi salah satu tingkat kematangan yang populer karena digadang sebagai tingkat kematangan terbaik untuk sajian steak.
Sedangkan well done menjadi cukup populer karena sebagian orang lebih menikmati sajian daging yang memiliki kematangan sempurna.
Dari dua tingkat kematangan steak tersebut, terdapat perdebatan mana yang paling sehat untuk dimakan. Sebagian berpendapat bahwa steak medium rare lebih sehat jika dibandingkan steak well done.
Dilansir melalui Republika.co.id dilihat berdasarkan kandungan gizi, Ahli Gizi Leslie Beck mengatakan tak ada perbedaan berarti antara steak yang dimasak dengan tingkat kematangan medium rare maupun well done.
Akan tetapi, daging yang dimasak hingga well done memiliki lebih banyak potensi karsinogen bernama heterocyclic amines (HCAs) dibandingkan daging yang dimasak dalam periode waktu lebih singkat.
HCAs bisa terbektuk pada daging yang dimasak dengan cara dibakar, dipanggang, digoreng atau dimasak barbecue. HCAs terbentuk ketika asam amino dan kreatin bereaksi terhadap suhu yang tinggi.
Pada hewan, HCAs dapat memicu terjadinya tumor usus. Sedangkan pada manusia, asupan HCAs tertentu yang tinggi kerap dikaitkan dengan risiko polip usus yang lebih tinggi.
Studi yang berskala cukup besar juga menunjukkan adanya keterkaitan antara daging well done dengan lebih tingginya risiko beberapa jenis kanker.
Lebih Baik Batasi Konsumsi Daging Merah
Beck, dilansir The Globe and Mail, mengatakan asupan daging merah yang tinggi, terlepas dari tingkat kematangan dagingnya, berkaitan erat dengan peningkatan risiko kanker kolorektal, diabetes tipe 2 dan penyakit jantung koroner.Ahli kanker menyarankan agar daging merah hanya dikonsumsi kurang dari 18 ons per minggu.
Karena itu, Beck menyarankan para pecinta steak untuk mengonsumsi steak dalam porsi kecil saja. Steak juga sebaiknya dimasak dan disajikan dalam potongan-potongan tipis dibandingkan dalam potongan utuh.
Tak hanya itu, Beck juga menyarankan agar pecinta steak memilih potongan daging steak yang lebih rendah lemak.
Itu dia jawaban dari steak mana yang lebih sehat. Nah ternyata olahan steak ini juga banyak dijajakan oleh pelaku UMKM di Indonesia lho. Tentu saja rasa steak produksi UMKM ini tak kalah dibanding resto pendatang dari luar.
Dimana aja sih UMKM yang menjajakan makanan daging sapi yang super lezat ini? Kamu bisa menjelajahinya melalui aplikasi Titipku. Tanpa perlu keluar rumah pun, kamu bisa menjelajah dan membeli produk-produk UMKM Indonesia.
Era digital ini emang gampang banget untuk mencari dan juga mendapatkan informasi. Yuk buruan cek apilkasi Titipku di Google Playstore atau kamu bisa cek di sini!
Comments
Post a Comment